Jumat, 04 Desember 2009

Bapak Teladanku

Bapak ...
Bapak telah mendahului kami semua
Berpulang menghadap Sang Pencipta
Masih terngiang panggilan nama ku
" Oman Terima Kasih " ditelingaku.

Tanggal dua bulan Juli tahun 2009 teramat mulia.
Bercampur aduk rasa di dadaku yang semakin terasa penuh
Berbalut kesedihan yang teramat sangat.
Berbaur dengan rasa syukur yang tak terkatakan,
Atas Tuhan Yesus memperkenankan kami semua yang Bapak sayangi bersama berkumpul di sisimu, mendampingimu menjelang detik-detik yang tak akan pernah terlupakan itu. Dengan penuh doa, keikhlasan dan kasih sayang.

Mengantarkan Bapak tercinta perlahan pergi dengan tenang dan senyuman.

Betapa indah kehidupan bersamamu Bapak
Masa terasa singkat sekali, bayanganmu, suara lembutmu dan keberadaanmu tidak bisa lepas dari ingatanku.

Masih sangat menyesak di dadaku, gemetar sekujur tubuhku, dan air mata ini lagi-lagi mengalir dipipiku tanpa terasa Hati piluku bertanya :

Akankah Bapak tetap hadir, temani aku disetiap langkahku ?

Kami ikhlas, dengan kepergianmu Bapak ....
Kami ikhlas, karena aku yakin sekarang Bapak tidak sakit lagi
Aku yakin Bapak senang dan bahagia di sana, berjumpa Tuhan Yesus
Wajahmu yang tampan, tampak bersih bercahaya begitu tenang, dan damai.

Dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirmu, kala Bapak berkunjung mengisi kerinduanku.

Ah Bapak ... aku hanya kangen ... Kangen dengan segala yang aku rasakan bersamamu selama ini.

Tidak
Tidak mungkin aku bisa sehebat Bapak dalam berkarya
Tidak mungkin aku bisa menjadi seperti sekarang ..

Bagaimana mungkin menyamai Bapak ... Sekarang saja aku banyak lupa dari ingatnya.

Tidak akan mungkin...
Mereka beranggapan Bapak itu serius, formal, serba teratur-terencana, sedikit berbicara,
emosi terkontrol dan sangat rasional yang bisa membuat mereka segan untuk mendekat

Namun aku tidak terkecoh...
Bapak selalu mengetahui dan bisa merasakan kegalauan hatiku.
Hadir persis saat aku membutuhkanmu ...
Hatimu begitu dalam, penuh rahmat dan kasih sayang, serta perhatian yang tulus, pada setiap orang.

Bapak, tempat kami bertanya, menggali wawasan,mencari nasehat dan solusi yg bijak dalam kehidupan, teman diskusi yg setia perihal apa saja, kemanusiaan hingga politik, bahkan sekedar adu argumentasi pepesan kosong.

Terbayang tradisi acara makan kita yg kerap keterusan ’tak berakhir gara-gara guyonan kita yg ”campur-aduk-gak jelas”itu...Asik nan seru, layaknya para pemimpin dunia sedang ber”Konferensi Meja Bundar” di meja makan keluarga, yang memang bundar itu...
Diiringi
gaya telmi Bapak yang khas, membuat kita semua geli terpingkal-pingkal.
Tak ketinggalan, guyonan tembak ” dor-dor”-nya yang begitu orisinal, dan sapaan canda ala Opung
tuk cucu-cucu membuat kami semua kangen yg tak tertahan ...

Bila melihat masa silam,
Hari demi hari dijalani, sedikit demi sedikit dikumpulkan dari Palembang
ke Prabumulih dan Plaju sampai ke Jakarta. Semua Bapak jalani penuh tanggungjawab, dedikasi dan keikhlasan. Demi rasa cintamu yg begitu nyata dan mendalam pada kami semua

Apa yang telah aku capai saat ini,
Perwujudan hasil didikan, tempa-an, dan bimbinganmu ...

Bapak Terimakasih, Bapak tersayang
Sekuat apapun aku, tak akan pernah bisa membalas jasamu

Hanya kepada Tuhan Yesus
aku berdoa untuk bersyukur,
Betapa bangga dan beruntungnya aku, memiliki Bapak seperti Bapak
Betapa bangga dan beruntungnya aku, memiliki ibu seperti Mamak

Banyak bekal tak ternilai yang telah aku peroleh darimu Bapak ....
Ilmu, pendidikan, agama, nasehat dan pesan bijakmu, perjuangan, kesabaran, kegigihan, kerja keras dalam bekerja agar mampu berdiri di atas kaki sendiri, dan tidak menjadi beban orang lain. Tegas, mandiri dan fokus dalam menangani tiap masalah yg datang.

Perhatian, tanggung jawab dan pengabdian total pada keluarga ...
Ketegaran, ketenangan, dan jiwa kokoh tahan banting dalam menghadapi berbagai rupa ujian, serta derasnya ombak kehidupan.
Api semangatmu untuk terus belajar dan berkarya, selalu menyala menggelora, tidak meredup sedetikpun, hingga akhir hayat ...

Tidak banyak bicara, lebih banyak bertindak dan berupaya untuk terus memberi manfaat nyata yang seluas-luasnya, bagi saudara-saudara dan orang banyak...

Selalu cermat, hati-hati dan sederhana dalam segala hal, tidak boros dalam kehidupan tidak besar pasak daripada tiang. Hidup hemat dan bersyukur jangan berhutang ...

Belajar hidup apa adanya, rajin menjaga kesehatan, serasi, pintar, dan cakap luar dalam. Hidupkan humor dalam rumah dan keluarga, rileks, tidak ngoyo, olah raga teratur, sehingga seimbang jiwa dan raga.

Sikap yang santun, ikhlas dan rendah hati ...
Begitu simpel, membumi serta tulus
Semuanya untuk menjalani kehidupan, yang sesuai ajaran agama Kristen Protestan
Bapak pemimpin sejati, yang begitu berani, konsisten dan disiplin dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran...

Membuat Bapak menjadi teladan, sekaligus panutan nyata, bagi kami semua, anak-anak dan cucu-cucu...

Tuhan Yesus

Bimbinglah aku untuk mencoba, semampuku meneruskan jejak Bapak tercinta.
Jadikanlah bekal teladan yang aku peroleh jadi manfaat dan berkah.
Kiranya dapat diteruskan menjadi bekal teladan anak cucu kami seterusnya...
Sehingga kehadiran Bapak akan selalu terasa, disetiap langkah, setiap saat, setiap detik, sepanjang masa, bagi kami semua
Yang sesungguhnya tidak pernah Bapak tinggalkan,

Bapak ……

Jakarta, Desember 04, 2009
Penuh doa dan cium sayang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar