Selasa, 12 Oktober 2010

Dibalik Cerita Seorang Bapak

Cerita ini untuk : Tria Olga Amika Siamora

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa,

yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya….. Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Bapak?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Bapak-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil,

Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Bapak bekerja dan dengan wajah lelah Bapak selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……

Bapak biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Bapak mengganggapmu bisa,

Bapak akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Bapak, jangan dilepas dulu roda bantunya”, Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Bapak dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba

Tetapi Bapak akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Bapak melakukan itu karena Bapak tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek,

Bapak yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Bapak benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Bapak untuk dapat izin keluar malam,

dan Bapak bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.

Tahukah kamu, bahwa Bapak melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Bapak, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Bapak, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….

Tahukah kamu, bahwa saat itu Bapak memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Bapak sangat ingin mengikuti keinginanmu,

Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Bapak akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)

Bapak sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Bapak merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Bapak melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu,

kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Bapak adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Bapak akan mengeras dan Bapak memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Bapak akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Bapak”

Setelah lulus SMA, Bapak akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Bapak itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…

Tapi toh Bapak tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Bapak

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…

Bapak harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Bapak terasa kaku untuk memelukmu?

Bapak hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Bapak ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Bapak lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya,

dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Bapak melakukan itu semua agar kamu KUAT…

kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,

orang pertama yang mengerutkan kening adalah Bapak.

Bapak pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru,

dan Bapak tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Bapak adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”

Padahal dalam batin Bapak, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Bapak belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Bapak merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Bapak adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Bapak akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Bapak untuk mengambilmu darinya.

Bapak akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Bapak tahu…..

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat Bapak melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya,

Bapak pun tersenyum bahagia….

Apakah kamu mengetahui,

di hari yang bahagia itu Bapak pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Bapak menangis karena Bapak sangat berbahagia,

kemudian Bapak berdoa….

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Bapak berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….

Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Bapak hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Bapak telah menyelesaikan tugasnya….

Bapak, Ayah, Papa kita…

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal.

Dibalik Cerita Seorang Sahabat

Cerita ini buat : Nichol PO and Phaulusdiaz DM Simamora

Saya mempunyai seorang sahabat semasa kuliah dan kami bertemu untuk melepaskan rindu. Sudah 7 tahun yang lalu kami tidak pernah bertemu dimulai saat kami selesai dinotbatkan menjadi seorang Sarjana Komunikasi di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta Selatan.

Kini dia telah menikah dan memiliki 2 orang anak laki -laki. Maklum sahabat saya waktu disemester kedua telah menikah. Dalam pertemuan, banyak yang kami ceritakan, mulai dari cerita sewaktu menjadi mahasiswa hingga cerita tentang pernikahan.

Pada pertemuan itu juga, kami berbagi cerita tentang sifat -sifat anak kami. Sahabat saya menceritakan tentang kedua sifat anaknya, bahwa kedua anaknya mempunyai sifat yang berbeda.

Anak pertama sahabat saya berusia 13 tahun dan dia sangat patuh kepada kedua orangtuanya. Maklum dia anak sulung sudah seharusnya memberikan contoh yang baik pada adiknya. Belajar sendiri, buat PR sendiri, selesai sekolah langsung pulang kerumah, rajin membantu ibunya, menjaga adik bahkan dia juga menyapu dan mencuci piring dirumah .

Dia juga sering meraih beberapa prestasi baik disekolah maupun melalui event yang menampilkan perlombaan. Dia juga sangat mandiri dan tidak mau menyusahkan kedua orangtuanya. Sahabat saya bilang dia sangat beruntung punya anak yang baik seperti anak pertamanya karena dia tidak perlu lagi harus bersusah payah mengurusinya.

Kemudian, anak yang kedua sahabat saya berusia 10 tahun dan mempunyai sifat yang berbeda dari abangnya. Dia sangat malas belajar, tidak mau mengerjakan tugas-tugas sekolah, suka berantam sesama temannya, pergi kesekolah juga harus dipaksa, sering melawan orangtuanya dan masih banyak lagi sifat-sifat buruknya.

Atas sifat dan perilaku anak keduanya, sahabat saya menjadi lebih fokus senantiasa melayani , membimbing, mendampingi, memberikan kasih sayang, perhatian, menemani mengerjakan tugas-tugas sekolah, mengantarkan pergi kesekolah, membujuknya saat sedang merajuk dan lain-lain.

Tindakan sahabat saya ini hanyalah untuk membuat sifat anak keduanya dapat berubah dan bisa seperti sifat dan perilaku abangnya. Hari demi hari sahabat saya selalu sabar dan ikhlas dalam melakukan dan memberikan kasih sayang serta perhatianya tanpa mengenal lelah sedikit pun.

Dalam keikhlasan, kesabaran dan sikapnya yang pantang menyerah menjadi modal utama baginya untuk merubah sikap anaknya. Perasaannya pun menjadi sangat senang dan bahagia ketika dia berhasil merubah perilaku anak keduanya menjadi baik.

Namun seketika waktu perubahan perilaku terjadi pada anak pertamanya. Anak pertamanya mulai malas belajar, selesai sekolah sering telat pulang kerumah, tugas –tugas sekolah sering tidak lagi pernah dikerjakan, bangun pagi sering kesiangan dan beberapa perilaku buruknya lagi. Sahabat saya menjadi heran dan terkejut dengan sikap anak pertamanya itu, karena perilakunya lebih buruk lagi dibanding dengan perilaku adiknya terdahulu.

Sahabat saya berusaha untuk menemukan masalah tentang perubahan sikap yang dialami anak pertamanya. Keikhlasan, kesabaran dan sikap pantang menyerah juga menjadi modal utamanya dalam merubah perilaku anaknya.

Disaat menjelang tidur malam, sahabat saya menghampiri anaknya yang pada saat itu sedang mau tidur di dalam kamarnya. Kemudian sahabat saya menanyakan perubahan sikap pada anaknya. Pada saat itulah anaknya dengan jujur mengatakan bahwa dia melakukannya karena dia juga menginginkan kasih sayang dan perhatian ayah dan ibunya seperti yang pernah dilakukan kepada adiknya.

Dibalik cerita singkat ini, ada makna yang dapat saya petik atas peran sahabat saya sebagai orangtua dalam memperlakukan dan mendidik anak-anaknya. Adapun makna dari beberapa cerita tersebut :

Sebagai orangtua harus memahami tentang psikologis anak kita masing-masing, misalnya perasaan, emosional, pikiran, minat, bakat, kebutuhan, motivasi dan kemampuannya. Dengan memahami psikologis ini, maka kita akan mampu memberikan asuhan dan didikan yang baik bagi anak kita.

Sebagai orangtua harus mempunyai sifat keikhlasan, kesabaran dan sifat pantang menyerah dalam memberikan asuhan dan didikan pada anak. Sebab sifat dan perilaku anak gampang berubah dalam situasi tertentu.

Sebagai orangtua juga harus bisa menjadi teman dari anak dalam menyelesaikan masalahnya dan bukan sebagai orangtua yang menyalahkan dan menghakimi anaknya. Perilaku dan sifat anak dapat dimodifikasi dengan membutuhkan keikhlasan, kesabaran serta sikap yang pantang menyerah.

Sebagai orangtua jangan memaksakan pada anak untuk mengatakan tentang masalahnya kepada kita disaat anak sedang baru mengalaminya. Dan usahakan agar anak dengan sendirinya mau mengatakan tentang masalahnya dengan sejujurnya. Walaupun membutuhkan waktu yang relative lama.

Sebagai orang tua dalam memberikan kasih sayang, perhatian dan penghargaan harus seimbang dan adil diterima oleh anak. Karena kasih sayang, perhatian dan penghargaan tersebut merupakan pondasi anak dalam melanjutkan proses tumbuh kembangnya.

Anak yang telah mempunyai sifat dan perilaku yang baik jangan dibiarkan dengan sendirinya, senantiasa berikan motivasi, perhatian dan penghargaan agar anak dapat mempertahankan sifat dan perilakunya dengan baik.

“ Terimakasih sahabat atas pembelajaran yang engkau berikan, semoga semua orangtua senantiasa ikhlas, sabar dan pantang menyerah dalam memberikan asuhan dan didikan bagi anak-anaknya.”